PENGERTIAN, PERAN, TUJUAN, LANDASAN,
PRINSIP, ASAS, ORIENTASI DAN VARIASI BIMBINGAN KONSELING
Di ajukan guna memenuhi tugas akhir semester mata kulia
bimbingan konseling
yang di ampu oleh : Prof. Dr. H. Abd. Choliq Dahlan,
M.Ag
Disusun oleh :
m. nurul wahid anwar
152091352
JURUSAN TARBIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2012
PENGERTIAN, PERAN, TUJUAN, LANDASAN,
PRINSIP, ASAS, ORIENTASI DAN VARIASI BIMBINGAN KONSELING
BAB
I
PENDAHULUAN
Tujuan
pendidikan mensyaratkan perkembangan kemampuan siswa secara Optimal, dengan
kemampuan untuk berkreasi, mandiri, bertanggung jawab dan dapat memecahkan
masalah yang dihadapi. Sebagai individu, siswa memiliki berbagai potensi yang
dapat dikembangkan. Kenyataan yang dihadapi, tidak semua siswa menyadari
potensi yang dimiliki untuk kemudian memahami dan mengembangkannya. Disisi lain
sebagai individu yang berinterksi dengan lingkungan, siswa juga tidak dapat
lepas dari masalah.
Menyadari
hal di atas siswa perlu bantuan dan bimbingan orang lain agar dapat berindak
dengan tepat sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya. Sekolah sebagai
institusi pendidikan tidak hanya berfungsi memberikan pengetahuan tetapi juga
mengembangkan kesluruhan kepribadian anak. Sebagai profesional guru memegang
peran penting dalam membantu murid mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan
lingkungannya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertiam
Bimbingan dan Konseling
Jones:
guidance is the help given by one person to another in making choice and
justment and in solving problems. Pengertian ini mengandung maksud bahwa
pembimbing hanya bertugas membantu agar individu mampu membantu dirinya sendiri
dan keputusan terakhir tergantung pada individu yang bersangkutan.
Rochman Natawidjaja: bimbingan adalah proses
pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan.
Supaya individu dapat memahami dirinya dan dapat bertindak wajar sesuai dengan
tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat.
Bimo
Walgito: bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada
individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan di
dalam kehidupannya agar dapat menyesuaikan kesejahteraan hidupnya.
Dari
definisi di atas disimpulkan bahwa bimbingan merupakan (a) proses yang
berkesinambungan, (b) proses membantu individu, (c) bertujuan agar individu
dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai kemampuannya
dan (d) tujuan utamanya agar individu memahami diri dan menyesuaikan dengan
lingkungannya.
Istilah
konseling sering diartikan sebagai penyuluhan, walaupun sebenarnya kurang
tepat. Untuk menekankan kekhususannya digunakan istilah bimbingan dan
konseling. Kegiatan-kegiatan konseling mempunyai ciri sebagai berikut:
1.
Pada umumnya dilaksanakan secara individual
2.
Pada umumnya dilaksanakan dalam suatu perjumpaan tatap muka
3.
Dibutuhkan orang yang ahli
4.
Tujuan diarahkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi klien.
5.
Klien pada akhirnya mampu memecahkan masalah dengan kemampuannya sendiri.
B. Peran
Bimbingan dan Konseling Dalam Pendidikan di Sekolah
Tujuan
pendidikan yaitu membentuk manusia yang seutuhnya. Bimbingan dan konseling
secara tidak langsung menunjang tujuan pendidikan dengan menangani masalah dan
memberikan layanan secara khusus pada siswa, agar siswa dapat mengembangkan
dirinya secara penuh.
Kehadiran
koselor sekolah membantu guru dalam memperluas pandangan guru tentang masalah
afektif yang erta kaitannya dengan profesi guru, seperti keadaan emosional yang
mempengaruhi proses belajar-mengajar, mengembangkan sikap positif dan menangani
masalah yang ditemui guru dalam pelaksanaan tugasnya.
Konselor
dan guru merupakan suatu tim yang saling menunjang demi terciptanya
pembelajaran yang efektif. Kegiatan bimbingan dan konseling dengan demikian
tidak bisa dilepaskan dari kegiatan sekolah.
C. Tujuan
Bimbingan di Sekolah
Tujuan
bimbingan di sekolah ialah membantu siswa dalam : 1) mengatasi kesulitan
belajar, 2) mengatasi kebiasaan yang tidak baik pada saat kegiatan belajar maupun
dalam hubungan sosial, 3) mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan
jasmani, 4) hal yang berkaitan dengan kelanjutan studi, 5) kesulitan yang
berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan pekerjaan dan 6) mengatasi
kesulitan masalah sosial-emosional yang berasal dari murid berkaitan dengan
lingkunga sekolah, keluarga dan lingkungan yang lebih luas.
Dalam
bahasa lain Downing mengemukakan bahwa tujuan bimbingan di sekolah sama dengan
pendidikan terhadap diri sendiri yaitu membantu siswa agar dapat memenuhi
kebutuhan sosial psikologis, merealisasikan keinginan serta mengembangkan
kemampuan dan potensinya.
D. Peranan
Bimbingan dan Konseling dalam Pembelejaran
Salah
satu problem yang dihadapi siswa di sekolah adalah kesulitan belajar. Ciri yang
tampak seperti nilai jelek, hasil tidak sesuai dengan usaha, sikap yang kurang
baik; menentang, berdusta dan tingkah laku lain seperti membolos.
Siswa
kadang tidak mengetahui bahwa ia bermasalah. Dalam keadaan seperti ini hal yang
diperlukan siswa yaitu 1) bimbingan belajar. 2) bimbingan sosial dan 3)
bimbingan dalam mengatasi masalah pribadi.
1.
Bimbingan belajar
Bimbingan
belajar bertujuan mengatasi masalah kegiatan belajar di dalam atau luar
sekolah; meliputi bimbingan cara belajar (kelompok atau individual),
merencanakan waktu dan kegiatan belajar, kesulitan dalam mata pelajaran
tertentu, dan hal yang berkaitan dengan cara, proses, prosedur dalam belajar.
2.
Bimbingan sosial
Tujuan
bimbingan sosial yang agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan
kelompok, sehingga tercipta suasana belajar mengajar yang kondusif. Menurut Abu
Ahmadi bimbingan sosial dimaksudkan untuk memperoleh kelompok belajar dan
bermain, persahabatan dan kelompok sosial yang sesuai dan yang akan membantu
dalam menyelesaikan masalah tertentu.
3.
Bimbingan dalam mengatasi masalah pribadi
Beberapa
masalah pribadi menimbulkan konflik, misalnya antara intelektual dan emosi,
bakat dan aspirasi lingkungan, antar kehendak, antar situasi. Menurut Downing,
layanan bimbingan pribadi bermanfaat terutama dalam membantu menciptakan
hubungan sosial yang menyenangkan, menstimulasi siswa meningkatkan partisipasi,
mewujudkan pengalaman belajar yang lebih bermakna, meninggalkan motivasi
belajar dan menstimulasi tumbuhnya minat bakatnya.
E. Landasan Bimbingan
dan Konseling
Bimbingan
di sekolah mengikuti prinsip atau landasan yang akan menentukan pendekatan
dalam membantu klien, yaitu:
1.
Memperhatikan perkembangan siswa sebagi individu mandiri yang
berpotensi
2.
Bimbingan berkisar pada dunia subjektif individu
3.
Bimbingan dilaksanakan atas kesepakatan dua pihak
4.
Bimbingan berlandaskan pengakuan atas hak asasi
5.
Bimbingan bersifat ilmiah dengan mengintegrasikan ilmu-ilmu
psikologis
6.
Pelayan untuk semua siswa, tidak hanya yang bermalah saja
7.
Bimbingan merupakan proses, terus menerus, berkesinambungan dan
mengikuti tahapan perkembangan anak.
F.
Prinsip-prinsip Operasional Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Prinsip
ini mengatur landasan teoritis pelaksanaan layanan bimbingan konseling.
Terdapat empat prinsip yaitu prinsip umum, prinsip yang berhubungan dengan
individu yang dibimbing. Individu pembimbing dan prinsip yang berkaitan dengan
organisasi dan administrasi bimbingan.
Prinsip
umum antara lain mengatur tentang pengkajian masa lalu sebagai pembentuk aspek
kepribadian, pemahaman atas perbedaan karakter tiap individu, bantuan diberikan
agar individu mampu mandiri, bimbingan harus disesuaikan dengan program
pendidikan, bimbingan dipimpin orang yang profesional dan terhadap program
bimbingan harus selalu diadakan penilaian antara pelaksanaan dan rencana yang
dirumuskan.
Prinsip
yang berkaitan dengan individu yang dibimbing: bimbingan haruslah ditujukan
pada seluruh siswa, ada kriteria prioritas layanan. Bimbingan harus berpusat
pada siswa, haruslah dapat memenuhi kebutuhan tiap individu yang beragam.
Keputusan terakhir haruslah pada klien dan klien berangsung-angsur harus mampu
untuk mandiri.
Prinsip
bagi pembimbing meliputi kualifikasi yang memadai, kesempatan mengembangkan
diri lewat berbagai pelatihan. Pembimbing perlu memanfaatkan semua sumber,
berbagai metode dan teknik bimbingan bagi efektivitas pemberian bantuan pada
siswa. Konselor harus menjaga asas kerahasiaan klien.
Prinsip
dalam organisasi dan administrasi bimbingan meliputi prinsip kesinambungan, ada
kartu pribadi bagi setiap siswa, bimbingan harus disesuikan dengan kebutuhan
sekolah. Ada pembagian waktu yang baik, berbagai metode bimbingan baik
individual dan kelompok. Sekolah perlu bekerja sama dengan lembaga lain diluar
sekolah dan kepala sekolah memegang tanggung jawab tertinggi dalam pelakasanaan
bimbingan.
G. Asas-asas
Bimbingan dan Konseling
Asas
adalah segala hal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan suatu kegiatan.
Menurut Prayitno ada beberapa asas yang harus diperhatikan:
1.
Asas kerahasiaan
Asas
ini merupakan asas kunci, karena klien mampu mengungkap masalahnya pada orang
yang dipercaya klien. Dengan adanya keterbukan masalah akan dapat diselesaikan
dengan baik.
2.
Asas keterbukaan
Asas
ini didasarkan atas asas kerahasiaan. Klien dan konselor perlu suasana
keterbukaan untuk mengungkapkan perasaan, pemikiran dan keinginan yang
berkaitan dengan permasalahan yang ingin diselesaikan.
3.
Asas kesukarelaan
Asas
ini lebih terkait dengan pribadi konselor. Konselor perlu memiliki sikap
sukarela dalam membantu menyelesaikan permasalahan klien. Dengan sikap sukarela
dari konselor klien akan dengan sukarela pula menceritakan dan mencari solusi
atas permasalahannya.
4.
Asas kekinian
Fokus
pemecahan permasalahan klien adalah pada masa saat ini. Apa yang saat ini dirasakan
dan menjadi permasalahan klien adalah hal yang perlu diselesaikan dalam
pertemuan konseling.
5.
Asas kegiatan
Konseling
dapat berlangsung baik apabila klien mau melaksanakan tugas yang diberikan.
Konselor hendaknya mampu memotivasi klien melakukan kegiatan yang disarankan
dalam sesi konseling demi tujuan penyelesaian masalah klien.
6.
Asas kedinamisan
Dinamis
merupakan perubahan menuju pada kemajuan yang terjadi pada klien. Konselor hrus
memberikan layanan yang sesuai dengan sifat keunikan tiap individu demi
perubahan ke arah perkembangan pribadi yang lebih baik.
7.
Asas keterpaduan
Dalam
pemberian layanan, konselor perlu memperhatikan aspek kepribadian klien yang
diarahkan untuk mencapai keharmonisan dan keterpaduan. Keterpaduan ini
berkaitan dengan aspek klien maupun mengenai keterpaduan isi dan proses
layanan.
8.
Asas kenormatifan
Usaha
layanan tidak boleh bertentangan dengan norma yang berlalu sehingga tidak
terjadi penolakan dari pihak yang dibimbing. Asas ini berkaitan dengan proses
dan saran atau keputusan yang dibahas dalam konseling.
9.
Asas keahlian
Proses
konseling harus dilakukan dengan profesional dan oleh orang yang profesional
yang menntut ketrampilan khusus dan terlatih untuk melakukan konseling.
10.
Asas alih tangan
Asas
ini bertujuan agar tidak terjadi pemberian layanan yang tidak tepat. Bila
permasalahan klien perlu penanganan dari ahli yang lain maka pengalihtanganan
kepada pihak yang lebih ahli perlu dilaksanakan.
11.
Asas tut wuri handayani
Makna
layanan bimbingan dan konseling tidak hanya berkaitan dengan permasalahan saat
tertentu melainkan makna tersebut tetap dirasakan oleh klien pada masa yang
akan datang.
H. Orientasi
Layanan Bimbingan dan Konseling
Layanan
bimbingan dan konseling berorientasi pada perkembangan individu. Berdasarkan
atas hal tersebut, layanan bimbingan konseling disekolah akan menekankan pada
1) orientasi individual, 2) orientasi perkembangan siswa dan 3) orientasi
permasalahan yang dihadapi.
1.
Orientasi individual
Tiap
individu berbeda, didasarkan atas latar belakang pengalaman dan sifat
kepribadian yang dimiliki. Hal ini harus menjadi perhatian yang besar dalam
memberikan konseling karena perbedaan dasar ini akan mempengaruhi cara
konseling dan cara menganalisis masalah.
2.
Orientasi perkembangan siswa
Tiap
individu dalam tahapan usia tertentu memiliki tugas perkembangan. Pencapaian
tugas perkembangan merupakan tolak ukur dalam mendeteksi permasalahan klien.
Bertolak dari hal ini konselor dapat mendiagnosis sumber timbulnya permasalahan
klien agar pemecahan masalah berlangsung dengan efektif dan efisien.
3.
Orientasi permasalahan yang dihadapi
Proses
konseling harus berfokus pada permasalahan yang saat ini dihadapi klien. Hal
ini berkaitan dengan asas kekinian. Konselor harus arif dan bijaksana
menanggapi klien dan mengarahkan situasi pada arah sasaran yang dituju untuk
memecahkan masalah klien.
I. Peranan Guru
dalam Bimbingan dan Konseling
1.
Perkembangan pendidikan
Perkembangan
pendidikan akan selalu terkait dengan perkembangan lingkungna secara umum.
Salah satu ciri perkembangan pendidikan adalah perubahan dalam berbagai
komponen sistem pendidikan seperti kurikulum, strategi belajar-mengajar, alat
bantu mengajar dan sebagainya. Perkembangannya ini akan mempengaruhi kehidupan
siswa baik dalam bidang akademik. Sosial maupun pribadi. Dengan demikian siswa
diharapkan mampu melakukan penyesuaian diri untuk mencapai sukses yang berarti
dalam keseluruhan proses belajarnya.
Proses
penyesuaian diri para siswa memerlukan bantuan yang sistematis melalui
pelayanan bimbingan dan konseling bagi para siswa. Yang pada hakikatnya
merupakan salah satu konsekuensi dari perkembangan pendidikan.
2.
Peranan guru
Tugas
dan tanggung jawab pendidik yang paling utama ialah mendidik siswa untuk
mencapai kedewasaan. Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik guru perlu
memahami segala aspek pribadi anak didik. Guru hendaknya mengenal dan memahami
tingkat perkembangna anak didik, hal yang terkait dengan motovasi, kecakapan,
kesehatan mental dan sebagainya.
Tiga
hal pokok yang menjadi latar belakang perlunya bimbingan dilihat dari segi
pendidikan. Pertama, dilihat dari hakikat pendidikan sebagai suatu usaha sadar
dalam mengembangkan kepribadian. Proses pendidikan menuntut adanya pendekatan
yang lebih luas dari sekedar pengajaran, yaitu pendekatan senantiasa berkembang
secara dinamis, dengan demikian siswa sebagai subjek didik memerlukan bantuan
dalam penyesuaian diri melalui layanan bimbingan. Ketiga, guru tudak hanya
sebagai pengajar namun juga sebagai pendidik. Guru seyogyanya dapat menggunakan
pendekatan pribadi dalam mendidik para siswanya melalui layanan bimbingan.
Salah
satu tugas guru yang berkaitan dengan hal tersebut yaitu guru perlu mengenai
dan memahami dirinya sendiri. Guru harus punya informasi yang cukup untuk
dirinya sehubungan dengan peranannya, pekerjaannya, kebutuhan dan motivasinya,
kesehatan mentalnya dan tingkat kecakapan mental yang harus dimilikinya.
Dilihat
dari segi dirinya, seorang guru harus berperan sebagai:
a.
Petugas sosial
Dalam
kegiatan-kegiatan masyarakat, guru senantiasa merupakan petugas yang dapat
dipercaya untuk berpartisipasi di dalamnya.
b.
Pelajar dan ilmuan
Guru
harus senantiasa belajar untuk mengikuti pengetahuan dan menjadi spesialis
sesuai dengan bidang yang dikuasainya.
c.
Orang tua
Sekolah
merupakan lembaga pendidikan setelah keluarga. Dalam arti luas sekolah
merupakan keluarga dan guru sebagai orang tua bagi siswa-siswanya
d.
Pemberi keteladanan
Guru
senantiasa menjadi teladan bagi siswa dan menjadi ukuran bagi norma tingkah
laku.
e.
Pemberi keamanan
Guru
senantiasa mencarikan rasa aman bagi siswanya, menjadi tempat berlindung bagi
siswa untuk memperoleh rasa aman dan puas di dalamnya.
Ditinjau
dari aspek psikologi, guru dapat dipandang sebagai:
a.
Ahli psikologi pendidikan
Guru
sebagai petugas psikologi pendidikan yang melaksanakan tugasnya atas dasar
prinsip-prinsip psikologi.
b.
Seniman
Guru
diharap mampu membuat hubungan antara manusia untuk tujuan tertentu dengan
menggunakan teknik tertentu khususnya dalam kegiatan pendidikan.
c.
Pembentuk kelompok
Guru
berperan sebagai pembentuk kelompok sebagai jalan atau alat dalam pendidikan.
d.
Catalytic agent
Guru
sebagai orang yang mempunyai pengaruh dalam menimbulkan pembaharuan
e.
Petugas kesehatan mental
Guru
bertanggung jawab terhadap pembinaan kesehatan mental khususnya bagi siswanya.
J. Guru Sebagai
Direktur Belajar
Proses
belajar-mengajar mempunyai arti yang lebih luas daripada pengertian mengajar.
Dalam proses belajar-mengajar tersirat adanya suatu kesatuan aktivitas yang tak
terpisahkan dan interaksi antara guru dan siswa. Dalam hal ini akan terjadi
proses perubahan tingkah laku.
Dalam
peranannya sebagai direktur belajar, guru hendaknya senantiasa berusaha untuk
menimbulkan, memelihara dan meningkatkan motivasi anak untuk belajar.
Pendekatan yang digunakan guru dalam proses belajar-mengajar tidak hanya
melalui pendekatan instruksional tetapi juga dengan pendekatan pribadi. Melalui
pendekatan pribadi diharapkan guru dapat mengenal dan memahami siswa secara
lebih mendalam sehingga dapat membantu dalam keseluruhan proses belajarnya.
Sebagai
direktur belajar guru sekaligus berperang sebagai pembimbing. Sebagai
pembimbing dalam belajar, guru diharuskan mampu untuk:
1.
Mengenal dan memahami setiap siswa baik secara individu dan kelompok
2.
Memberikan informasi yang diperlukan dalam proses belajar
3.
Memberi kesempatan yang memadai agar tiap siswa dapat belajar sesuai dengan
karakteristik pribadinya.
4.
Membantu siswa dalam menghadapi masalah pribadinya
5.
Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan.
K. Program
Bimbingan di Sekolah
Program
bibmbingan dan konseling perlu disusun dengan baik. Program bimbingan berisi
rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka pemberian layanan bimbingan
dan konseling. Dijelaskan oleh Winkel bahwa program bimbingna merupakan suatu
rangkaian kegiatan terencana, terorganisasi dan terkoordinasi selama periode
waktu tertentu.
Program
bimbingan menyangkut dua faktor yaitu 1) faktor pelaksana atau orang yang akan
memberikan bimbingan dan 2) faktor yang berkaitan dengan perlengkapan. Metode,
bentuk layanan dan sebagainya. Program bimbingan akan memberikan arah yang
jelas dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan efisien dan efektif.
Program bimbingan yang disusun dengan baik dan rinci akan memberi banyak
keuntungan seperti:
1.
Menghemat waktu, usaha, biaya, menghindari kesalahan da usaha
coba-coba
2.
Membuat siswa mendapat layanan secara seimbang dan menyeluruh
3.
Membuat setiap petugas mengetahui dan memahami peran masing-masing
4.
Memungkinkan para petugas menghayati pengalaman yang sangat berguna
untuk kemajuan diri dan kepentingan siswa yang dibimbing.
Miller
mengemukakan langkah-langkah penyusunan program bimbingan sebagai berikut:
1.
Tahap persiapan
Langkah
ini dilakukan dengan mengadakan survai untuk menginventarisasi tujuan,
kemampuan dan kebutuhan sekolah serta kesiapan dalam melakukan program
bimbingan.
2.
Pertemuan awal dengan para konselor
Tujuan
pertemuan ini ialah untuk menyamakan pemikiran tentang perlunya program
bimbingan serta merumuskan arah program yang akan disusun.
3.
Pembentukan panitia
Panitia
bertugas merumuskan tujuan program, mempersiapkan bagan organisasi dan membuat
kerangka dasar program bimbingan.
4.
Pembentukan panitia penyelenggara program
Panitia
bertugas mempersiapkan program tes, mempersiapkan dan melaksanakan sistem
pencatatan dan melatih para pelaksana program bimbingan untuk melaksanakan
kegiatan tersebut.
L. Variasi
Program Bimbingan Menurut Jenjang Pendidikan
Secara
ideal program bimbingan dan konseling di sekolah dilaksanakan secara berkesinambungan
mulia dari TK sehingga jenjang pendidikan tinggi. Hal ini terkait dengan
kebutuhan dan perkembangan anak untuk setiap jenjang pendidikan berbeda. Dalam
menentukan dan menyusun program bimbingan di tingkat pendidikan tertentu, perlu
memperhatikan rambu-rambu berikut:
a.
Menyusun tujuan jenjang pendidikan tertentu.
b.
Menyusun tugas perkembangan dan kebutuhan siswa pada tahap usia
tertentu
c.
Menyusun pola dasar sebagai pedoman dalam memberikan layanan
d.
Menentukan komponen bimbingan yang diprioritaskan
e.
Menentukan bentuk bimbingan yang diutamakan
f.
Menentukan tenaga bimbingan yang dapat dimanfaatkan misalnya
konselor, guru dan tenaga ahli lainnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bimbingan
dan konseling merupakan proses yang berkesinambungan dalam membantu individu
agar dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai
kemampuannya dan agar individu memahami diri dan menyesuaikan dengan
lingkungannya. Di sekolah, bimbingan dan konseling secara tidak langsung
menunjang tujuan pendidikan dengan menangani masalah dan memberikan layanan
secara khusus pada siswa, agar siswa dapat mengembangkan dirinya secara penuh.
0 Comments