PEMIKIRAN FILSAFAT IBNU RUSYD
A.
Riwayat Hidup Ibnu Rusyd
Nama
lengkapnya adalah Muhammad ibnu Ahmad bin Muhammad Ibn Ahmad Ibn
Rusyd atau Abu Al-Walid atau Averroes lahir
di Cordova, 1126M (520 H) Ia berasal dari keluarga ilmuan. Ayahnya
dan kakeknya adalah para pencinta ilmu dan merupakan ulama yang sangat disegani
di Spanyol. Ayahnya adalah Ahmad Ibnu Muhammad (487-563 H)
adalah seorang fqih (ahli hokum islam) dan pernah menjadi hakim di Cordova. Sementara
kakeknya, Muhammad Ibn Ahmad (wafat 520 H-1126 M) adalah ahli
fiqh madzhab Maliki dan imam mesjid Cordova serta pernah
menjabat sebagai hakim agung di Spanyol. Sebagaimana ayah dan kakeknya Ibnu
Rusyd juga pernah menjadi hakim agung di Spanyol.
Pada tahun
548 H/1153 M, Ibnu Rusyd
pergi ke Marakesh (Marakusy) Maroko atas
permintaan Ibnu Thufail (w. 581 H/1185 M), yang kemudian
memperkenalakannya dengan khalifah Abu Ya’qub Yusuf. Dalam
pertemuan pertama anatara Ibn Rusyd dengan Khalifah terjadi
proses Tanya jawab diantara keduanya tentang asal-usul dan latar belakang Ibnu
Rusyd, selain itu mereka juga membahas tentang berbagai persoalan
filsafat. Ibnu Rusydmenyangka bahwa petanyaan ini merupakan jebakan
khalifah, karna persoalan ini sangat kurasial dan sensitif ketika itu.
Ternyata
dugaan itu meleset. Khalifah yang pencinta Ilmu ini malah berdiskusi
dengan ibnu thufail tentang masalah-masalah di atas.
Khalifah Abu ya’kub dengan fasih dan lancar menjelasan
persoalan-persoalan itu dan mengutif pendapat-pendapat seperti plato dan
aristoteles. Khalifah dan ibnu thufail, sama-sama terlibat dalam
diskusi yang berat. Terlihat bahwa khalifah yang memang pencinta ilmu
pengetahuan ini sangat menguasai persoalan ilmu filsafat pendapat-pendapat mutakallimin atau teolog Platodan Aristiteles. Ibnu
Rusyd kagum pada pengetahuan khalifah tentang filsafat. Karenanya ia
pun berani menyatakan pendapatnya sendiri. Pertemuan pertama ini ternyata
membawa berkah bagi ibnu Rusyd. Ia diperintahkan oleh khalifah
untuk menterjemahkan karya-karya aristoteles menafsirkannya.
Pertemuan itu pun mengantarkan Ibnu Rusyduntuk menjadi qodhi
di sevile setelah dua tahun mengabdi ia pun diangkat menjadi
hakim agung di kordoba, selain tu pada tahun 1182 ia kembali keistana muwahidun di marakhesmenjadi
dokter pribadi khalifah pengganti ibnu thufail.
Pada tahun
1184 khalifah Abu Yakub Yusuf meninggal dunia dan digantikan
oleh putranya Abu Yusuf Ibnu Ya’kub Al-Mansur. Pada awal
pemerintahannya khalifah ini menghormati Ibnu Rusyd sebagaimana
perlakuan ayahnya, namun pada 1195 mulai terjadi kasak-kusuk dikalangan tokoh
agama, mereka mulai menyerang para filsafat dan filosof. Inilah awal kehidupan
pahit bagi Ibnu Rusyd. Ia harus berhadapan oleh pemuka agama yang
memiliki pandangan sempit dan punya kepentingan serta ambisi-ambisi tertentu.
Dengan segala cara mereka pun memfitnah Ibnu Rusyd. Akhirnya Ibnu
Rusyd diusir dari istana dan dipecat dari semua jabatnnya. Pada tahun
1195 ia diasingkan ke Lausanne, sebuah perkampungan yahudi yang
terletak sekitar 50 km di sebela selatan cordova. Buku-bukunya dibakar di depan
umum, kecuali yang berkaitan dengan bidang kedokteran, matematika serta
astronomi yang tidak dibakar. Selain Ibn Rusyd, terdapat juga beberapa tokoh
fukaha’ dan sastrawan lainnya yang mengalami nasib yang sama, yakni Abu
‘Abd Allah ibn Ibrahim (hakim di afrika), Abu Ja’far
al-Dzahabi, Abu Rabi’ al-Khalif dan Nafish Abu al-‘Abbas.
Menurut
Nurcholish, penindasan dan hukuman terhaap Ibn Rusyd ini bermula karena
Khalifah al-Mansyur ringin mengambil hati para tokoh agama
yang biasanya memiliki hubungan emosional dengan masyarakat awam. Khalifah
melakukan hal ini karena didesak oleh keperluan untuk memobilisasi rakyatnya
menghadapi pemberontakan orang-orang Kristen Spanyol. Disamping itu,hal yang
cukup menarik, sikap anti kaum muslim Spanyol terhadap filsafat dan para
filosof lebih keras daripada kaum muslim Maghribi atau Arab. Ini digunakan oleh
pimpinan-pimpinan agama untuk memanas-manasi sikap anti terhadap filsafat dan
cemburu kepada filosof.
Setelah
pemberontakan berhasil dipadamkan dan situasi kembali normal, khalifah
menunjukkan sikap dan kecenderungannya yang asli. Ia kembali memihak kepada
pemikiran
kreatif Ibn Rusyd, sutau sikap yamg sebenarnya ia warisi dari
ayahnya. Khalifah al- Mansyur merehabilitasi Ibn Rusyd an memanggilnya kembali ke
istana. Ibn Rusyd kembali mendapat perlakuan hormat. Tidak
lama setelah itu, pada 19 Shafar 595 H/ 10 Desember 1197 Ibn Rusyd meninngal
dunia di kota Marakesh. Beberapa tahun setelah ia wafat, jenazahnya dipindahkan
ke kampung halamannya, Cordova
0 Comments